SEBANYAK 7.000 warga Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU tidak menggunakan hak pilihnya (golput) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT puataran kedua, Kamis (23/5). Jumlah itu merupakan yang terbanyak dari seluruh kecamatan di Kabupaten TTU.
Berdasarkan data yang dihimpun di KPU TTU, Sabtu (25/5), Kecamatan Kota Kefamenanu menjadi penyumbang golput paling signifikan yakni 7.000 lebih dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 26.650 pemilih. Menyusul Kecamatan Miomaffo Timur dengah 2.000 lebih dari total DPT 12.990.
Ketua KPU TTU Asterius da Cunha menyatakan, besarnya angka golput karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan hak politiknya. Padahal, sebelumnya selain melakukan sosialisasi, pihaknya juga membuat iklan layanan masyarakat yang disiarkan melalu Radio Pemerintah Daerah (RPD) TTU untuk mengingatkan masyarakat berpartisipasi dalam pilgub putaran kedua.
Besarnya angka golput juga disebabkan meningkatnya arus perpindahan penduduk di Kecamatan Kota Kefamenanu dan kesibukan masyarakat.
“Alasan masyarakat tidak menggunakan hak pilih tentunya bervariasi. Kita juga tidak bisa mengklaim bahwa kesadaran masyarakat rendah karena kemungkinan pada waktu yang bersamaan mereka mempunyai kesibukan-kesibukan lain,” ungkapnya.
Pengamat politik Unkris Artha Wacana Kupang Ibrahim Agustinus Laa sebelumnya mengatakan, tingginya angka golput mencerminkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat telah sadar bahwa mereka hanya dimanfaatkan elite politik untuk mendulang suara. Namun ketika berhasil merengkuh kekuasaan, aspirasi dan kepentingan masyarakat diabaikan. Sumber : Victorynews
Komentar